Jakarta, otodanews.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri peringatan hari lahir (harlah) Muslimat NU ke-78 di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat pada Sabtu (20/1/2024). Jokowi tampak hadir mengenakan sarung hijau dan juga peci hitam.
Dari pantauan wartawan otodanews.com acara yang dimulai sejak pukul 06.30 WIB ini turut dihadiri oleh para tokoh NU. Di antaranya yakni Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), istri Presiden Indonesia ke-4 Sinta Nuriyah Wahid, hingga Yenny Wahid.
Selain itu, juga hadir Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Acara dimulai dengan mengumandangkan lagu Indonesia Raya dan mars Muslimat NU. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan doa.
Kegiatan yang berisi doa bersama ini dimulai sejak pukul 00.00 dan dihadiri oleh 150 ribu Muslimat NU dari dalam dan luar negeri serta warga NU, ANSOR, Fatayat NU, PERGUNU, dan elemen Banom, lajnah dan lembaga NU lainnya.
Selain itu, perhelatan ini juga dihadiri PCI Muslimat NU dari 11 negara, antara lain, Malaysia, Hong Kong, Taiwan, Tiongkok, Jerman, Inggris, Jepang, dan wilayah lainnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpesan kepada para Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) agar tidak terpengaruh oleh adu domba yang memecah persatuan, selama penyelenggaraan Pemilu 2024. Ia mengingatkan agar masyarakat tak mudah terpecah belah.
Hal ini disampaikan Jokowi saat menghadiri Hari Lahir ke-78 Tahun Muslimat Nahdlatul Ulama, di Stadion GBK, Jakarta, Sabtu (20/1/2024). “Jangan mau kita diadu domba seperti itu, Jangan mau kita dibenturkan seperti itu, Jangan mau kita dipecah belah seperti itu. Setuju?” kata dia.
Jokowi menekankan, keutuhan, persatuan, serta kerukunan bangsa jauh lebih penting. Karena itu, ia mengingatkan para Muslimat NU agar tak saling bermusuhan meski berbeda pilihan di Pilpres 2024.
Meski proses pemilu sangat penting untuk menentukan pemimpin bangsa, namun ia tak ingin pemilu justru memecah persatuan bangsa.
“Sebentar lagi kita akan pemilu, pemilihan presiden dan pemilihan legislatif. Proses Pemilu itu sangat penting dan sangat menentukan, tetapi kita tidak ingin gara-gara Pemilu gara-gara beda pendapat, gara-gara beda pilihan, justru kita saling menghujat tidak boleh, benar,” kata Jokowi.
Jokowi tak ingin masyarakat justru saling menjelekkan dan saling menghina satu sama lain karena perbedaan pendapat. “Sesama tetangga tidak saling sapa tidak boleh, sesama ibu pengajian tidak saling berbicara tidak boleh. Sesama warga saling berkelahi juga tidak boleh, tidak,” ujarnya.
Presiden Jokowi pun menekankan pentingnya untuk saling memperat silaturahmi serta saling menjaga dan saling mengingatkan agar situasi tetap sejuk dan rukun. “Kita semuanya tetap riang gembira. Dan saya tahu Muslimat NU itu paling bisa untuk saling ini, saling mengerti dan harus saya akui ibu-ibu memang paling juara. Paling juara,” kata Jokowi.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa mengajak warga Muslimat NU berterimakasih kepada Presiden Joko Widodo atas perhatiannya terhadap pesantren. Dana abadi pesantren dinilai kontribusi nyata presiden terhadap perkembangan pesantren.
Selain itu, kata Khofifah, Jokowi juga memperhatikan kemajuan perguruan tinggi NU. Jokowi telah mendorong perguruan tinggi NU agar maju di bidang digital dan informasi teknologi terutama Artificial Intelligence.
“AI ini ilmu mahal, langka,” ujar Khofifah dalam sambutan Harlah Muslimat NU ke-78, di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu (20/1/2024).
Dan yang kontribusi Jokowi lainnya terhadap NU, menurut Khofifah adalah ditetapkannya Hari Santri Nasional. Selain kepada presiden, Khofifah bersyukur dengan kepemimpinan KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum PBNU, NU kian disegani di dunia.
PBNU dinilai telah membawa koridor peradaban ke seluruh dunia. Dengan kepemimpinan Gus Yahya NU disegani di forum-forum dunia. Karena itu, Khofifah yang juga Gubernur Jawa Timur ini mengucapkan terimakasih kepada Gus Yahya.
Ratusan ribu jamaah Muslimat NU dari seluruh Indonesia hadir merayakan Harlah Muslimat ke-78. Mereka mulai berdatangan sejak Jumat (19/1/2024). Berbagai rangkaian acara telah berlangsung sejak kemarin mulai dari santutanan kepada 500 anak yatim, khataman al-Quran, Istighasah dan acara puncak pada Sabtu (20/1/2024).
Acara puncak dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, Panglima TNI Agus Subianto, Kapolri Listyo Sigit Prabowo, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Rais Am PBNU KH Miftachul Akhyar dan Habib Lutfi bin Yahya.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf mengatakan bahwa kaum ibu adalah kunci dan tiang negara untuk mewujudkan negara yang kuat. Hal itu disampaikan Gus Yahya dalam acara Hari Lahir (Harlah) Ke-78 Muslimat NU di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) di Jakarta, Sabtu.
“Ibu-ibu adalah kunci, karena an nisa imadul bilad, perempuan adalah tiang-tiang negara,” katanya
Untuk itu, demi kuatnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan buat cita-cita memajukan peradaban bangsa, Gus Yahya menyatakan, kaum ibu Muslimat harus siap bergerak dan berjuang bersama dalam menopang kejayaan bangsa dan negara. “Muslimat kuat, Indonesia kuat,” katanya.
Ia mengemukakan alasan di balik berdirinya Muslimat NU, 20 tahun setelah didirikannya organisasi terbesar di dunia tersebut pada 1926.
Pendirian Muslimat NU, ujarnya, diawali dengan para pendiri NU yang mempersilakan dua tokoh perempuan NU saat itu, Nyai Siti Saroh dan Nyai Djuaesih, untuk berbicara pada muktamar NU yang diadakan pada 1938 di Banten.
“Ini artinya muasis atau pendiri NU memikirkan dan merancang strategi penguatan ibu-ibu NU. Kenapa? Karena NU didirikan dengan cita-cita membangun peradaban,” katanya.
Ia menjelaskan perjuangan dan cita-cita membangun peradaban dimulai dengan negara yang kuat, sedangkan para ulama mengetahui bahwa ibu-ibu menjadi kunci penting untuk mewujudkan negara yang kuat itu
Untuk itu, dalam Harlah Ke-78 Muslimat NU ia mengucapkan selamat kepada badan otonom organisasi NU tersebut. “Kita yakin Allah Subhanahu wa Ta’ala tak henti-hentinya mencurahkan berkah dan rahmat-Nya kepada kita semua,” kata Gus Yahya.(Regar)
Discussion about this post