Ma.Bulian, otodanews.com – Pravelensi angka stunting di Kabupaten Batanghari naik 1.8 persen. Namun, Wakil Bupati Batanghari, Bakhtiar mengaku akan menyingkronkan data dan melakukan validasi by name dan by adress.
Menurutnya data stunting berdasarkan di RPJMN pada September lalu mengalami penurunan tetapi data dari SSGI mengalami kenaikan.
“Mudah-mudahan ke depan akan maksimal dan harusnya dikawal secara bersama-sama dari lintas sektor,”
“Kita sudah siapkan anggaran dan tenaga dalam hal pengentasan dan penurunan angka stunting sebagaimana direncananakan secara nasional dan provinsi,” katanya.
Terkait pemenuhan gizi masyarakat kata Wabup mulai dari ketersediaan pangan akan diperbaiki karena stunting ini disebabkan faktor lingkungan dan pengetahuan dari masyarakat dalam hal pengentasan stunting.
“Saat ini sedang memvalidasi data terhadap RPJMN dan SSGI. Terkait semua data anak-anak maupun ibu-ibu yang melahirkan ataupun pasca melahirkan di Batanghari,” ujarnya.
Rencananya depan akan lebih aktif untuk meningkatkan pengetahuan kepada para tenaga TPPS dan pendamping dalam penurunan angka stunting.
Sementara itu, Pejabat Fungsional Dinas Kesehatan Kabupaten Batanghari, Sari Yuli Andarini menyebutkan data di Dinas Kesehatan Kabupaten Batanghari per 2021 lalu dari 20 ribu jumlah anak, yang mengalami stunting mencapai 24.5 persen atau 4.900 anak.
Berdasarkan hasil pendataan terbanyak terkena stunting di Kecamatan Mersam dan Kecamatan Maro Sebo Ulu.
Dan pada 2022, ada penurunan kasus stunting namun jumlahnya belum bisa dipastikan karena masih menunggu hasil launching dari pemerintah pusat.
TPPS dan Puskesmas melakukan pencegahan kasus stunting. Mereka melakukan pemantuan pertumbuhan secara rutin di posyandu dengan cara penimbangan berat badan balita.
Kemudian, pemantuan tinggi badan terkait stunting ini dilakukan dua kali dalam satu tahun pada Februari dan Agustus. Tak lupa, pihaknya mengedukasi dan peran dari program kesling untuk menurunkan angka stunting.(Daus)
Discussion about this post