Ma.Sabak, otodanews.com – Festival Budaya Mandi Safar yang diselenggarakan di Pantai Babussalam, Desa Air Hitam Laut, Kecamatan Sadu, Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), berlangsung sukses dan semarak. Ribuan masyarakat dan tamu undangan dari dalam dan luar daerah memadati lokasi acara untuk menyaksikan salah satu tradisi budaya warisan leluhur yang sarat nilai religius dan kearifan lokal.
Bupati Tanjabtim, Dillah Hikmah Sari, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas kelancaran acara Mandi Safar tahun ini. Ia berharap tradisi ini terus dilestarikan dan dapat mendorong perkembangan ekonomi masyarakat melalui sektor pariwisata.
“Alhamdulillah, hari ini, tanggal 20 Agustus, kita dapat kembali menggelar Festival Budaya Mandi Safar di Pantai Babusalam, Desa Air Hitam Laut. Pemerintah Kabupaten berharap kegiatan ini terus dibudayakan dan menjadi salah satu kekuatan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat melalui sektor pariwisata,”ujarnya.
Lebih lanjut, Bupati menyampaikan harapan agar kegiatan ini dapat masuk dalam kalender event nasional. “InsyaAllah ke depan, budaya Mandi Safar bisa menjadi event nasional. Kami mengajak seluruh masyarakat, khususnya di Air Hitam Laut, untuk bersama-sama mendukung upaya menjadikan desa ini sebagai destinasi wisata budaya dan alam unggulan,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Desa Air Hitam Laut, M. Ardhan Arsyad, menjelaskan bahwa Festival Mandi Safar tahun ini diisi dengan beragam kegiatan, antara lain, Munajat dan Doa Bersama,Lomba Mancing Tradisional,Lomba Malancong (permainan rakyat),Pengambilan Daun oleh Santri Pondok Pesantren,Malam Penulisan Doa,Lomba Tata Boga oleh Ibu-ibu PKK, yang mengangkat masakan khas daerah selanjutnya Penurunan Rakit Adat, sebagai simbol dimulainya prosesi Mandi Safar.
Acara ini turut dihadiri berbagai tokoh penting dan perwakilan instansi, antara lain,Wakil Bupati Tanjabtim, Muslimin Tanja,Kepala Kejaksaan Negeri Tanjabtim, Dr. Beny Siswanto, S.H., M.H.,Sekretaris Daerah Kabupaten Tanjabtim,Danramil dan Perwakilan Kapolres Tanjabtim,Tokoh agama, para camat, kepala desa, dan peserta Kemah Budaya Pramuka.(regar)
Discussion about this post