Jambi, otodanews.com – Banjir di sejumlah rumah sekitar kawasan Jambi Business Center (JBC) menjadi sorotan publik. Pasalnya, akibat adanya JBC diduga menjadi penyebab utama terjadinya banjir.
Komisi III DPRD Kota Jambi ini pun menyoroti banjir didekat kawasan Jambi Business Center (JBC) beberapa hari yang lalu yang berada di Jalan Kapten Pattimura, Simpang III Sipin, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi.
Hendra Bongsu, Anggota Komisi III DPRD Kota Jambi dari Partai PDIP menyebutkan, bahwa kolam retensi yang di buat oleh menagement JBC tersebut asal jadi atau tidak sesuai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Akibatnya, pada hari minggu, 30 Maret 2025 lalu, terjadi banjir di kawasan pemukiman warga yang tinggal berdekatan dengan pembangunan JBC.
“Keterlambatan management JBC melakukan penyelesaian kolam retensi dan perngerjaan yang terlihat asal-asalan, terbukti dari bentuk kolam retensi yang mereka klaim sudah selesai,” kata Hendra Bongsu saat dikonfirmasi wartawan, Kamis 3 April 2025.
Pemerintah Kota Jambi harus turun tangan langsung untuk melakukan pengecekan ke JBC agar musibah banjir sebelumnya terjadi dapat di cegah sebelum bencana tersebut datang lagi.
Hendra menambahkan, kolam retensi yang diklaim sudah jadi tersebut, harus di cek kembali oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jambi, apakah benar-benar selesai 100 persen sesuai aturan AMDAL atau hanya asal jadi.
“Kolam retensi dengan ukuran 3.600 m3 tu sesuai rekomendasi LH, tapi saya rasa gak segitu ukurannya, barang tu belum jadi di bilangnya sudah jadi, jangan sampai hal-hal kecil seperti ini dapat merugikan masyarakat sekitar yang terkena dampak banjir, jika benar terjadi, Pemkot harus tegas berikan sanksi ke JBC, pungkasnya.
Sebelumnya, pihak JBC mengklaim pihaknya telah memiliki kolam retensi berkapasitas 3.600 m³ untuk menampung air hujan agar tidak meluap ke pemukiman warga sekitar.
Namun, dalam kejadian ini, kolam retensi tersebut over kapasitas akibat menampung limpahan air dari Jamtos, Mayang, Tugu Juang, dan Sungaikambang.
Selain tingginya debit air, kondisi saluran drainase di pemukiman sekitar JBC yang belum tertata dengan baik serta penyumbatan akibat sampah rumah tangga memperparah kondisi banjir.
Saat ini, pihak JBC sedang melakukan revisi desain pintu air kolam retensi untuk meningkatkan efektivitas pengendalian arus air. (Regar)
Discussion about this post