Menjelang hari pelantikan Gubernur Jambi Dr. Al Haris S. Sos., MH dan Wakil Gubernur Drs. H. Abdullah Sani M.Pd.I diadakan wawancara khusus dengan Wagub Jambi terpilih. Ditemui di rumahnya yang asri di daerah Talang Bakung, Abdullah Sani menyambut tim dari Dinas Kominfo Provinsi Jambi dengan penuh keramahan. Abdullah Sani lahir di Bram Itam Kanan, Kuala Tungkal, 8 September 1956. Lama berkarir sebagai dosen maupun pimpinan Madrasah, ia kemudian terpilih mendampingi Gubernur Jambi Dr. Al Haris S. Sos, MH dalam Pilkada 2020 kemarin. Berikut petikan wawancara dengan H. Abdullah Sani, M.Pd.I.
Apa tanggapan Anda atas keterpilihan sebagai Wakil Gubernur Jambi?
Saya prinsipnya bersyukur kepada Allah yang meridhoi dan berkat ridho Allah menggerakkan hati masyarakat Jambi, mendoakan, dengan bantuan dan usahanya. Kita bersyukur atas hal itu. Tetapi ada juga hal yang tidak boleh kita pungkiri dengan terpilih dan dilantik berarti ada suatu amanah terutama dari Allah dan masyarakat Jambi. Kita bersyukur dan berterima kasih dan mohon doa kepada masyarakat, agar kami bisa melaksanakan apa yang semestinya dilaksanakan oleh pimpinan apalagi kami sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur.
Dari pengalaman karir yang sangat panjang, apa yang paling menonjol menjadi bekal kepemimpinan sebagai Wakil Gubernur Jambi?
Saya dahulu mulai dari guru ngaji, guru madrasah. Tahun 1979 kita mengajar di Madrasah, kemudian tamat dari IAIN saat itu kemudian diterima di UIN menjadi PNS menjadi dosen di sana. Di samping pernah menjadi Ketua dan Sekretaris jurusan, pernah menjadi Kepala Madrasah. Di sela-sela itu saya tidak pernah meninggalkan kegiatan di masyarakat, di Mushola, Mesjid bahkan bukan hanya di kota saja. Alhamdullilah apa yang kita lakukan dahulu membawa ikatan silahturahmi dan kekeluargaan. Kemudian awal Januari 2009 saya diajak oleh Pa Bambang yang menjadi Walikota saat itu untuk menemaninya pertama sebagai Staf Ahli Walikota, kemudian pindah ke Kepala Badan Masyarakat di Kota dan terakhir sebagai Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan di Kota Jambi. Kemudian di Tahun 2013 menjadi Wakil Walikota Jambi selama 5 tahun diajak Pak Fasha. Tahun 2018 ikut Pilwako tetapi tidak terpilih. Akhirnya di tahun 2020 diajak Pa Haris sebagaimana kita ketahui terpilih. Saya tidak mengatakan menang atau kalah tetapi terpilih. Tentunya karena saya berasal dari UIN, Madrasah, maka saya harus merangkul unsur-unsur Perguruan Tinggi, tokoh masyarakat. Saya melaksanakan tugas pokok dan wewenang sebagai Wakil Kepala Daerah, sudah ada aturan mainnya. Sebagai wakil saya akan membantu mengawal apa yang menjadi visi misi pemerintah.
Bagaimana konsep dan prinsip Anda terkait sinergitas dan kerjasama antar Gubernur dengan Wakil Gubernur?
Sesuai Tupoksi, Wakil Gubernur yang di bidang pengawasan. Saya juga bersama beliau sudah membicarakannya. Kita sebagai Wakil boleh memberikan saran, masukan terutama masalah-masalah yang terkait sosial kemasyarakatan. Insya Allah sudah ada komitmen seperti itu. Walaupun kita harus tahu persis bahwa keputusan akhir ada di beliau (Gubernur. Red).
Masyarakat mengenal Anda sebagai ulama yang sering turun bergaul dengan masyarakat. Apa tanggapan Anda?
Memang di organisasi, seperti di NU, FKUB Provinsi saya pernah menjadi Wakil Ketua. Dengan itu pergaulan saya semakin banyak, bukan hanya di Kota Jambi, hal yang tidak saya buat-buat. Bagi saya NKRI adalah harga mati. Perbedaan suku bukan persoalan, persoalan agama bukan persoalan dalam konteks pembangunan msayarakat. Sehingga saya katakan siapapun di Jambi harus istilah di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung, dimana ranting patah di situ air disauk. Agama boleh berbeda, aqidah berbeda, ibadah berbeda tetapi untuk kehidupan sosial kita bersama.
Sebagai seorang ulama yang menjadi pemimpin di Provinsi ini, apa yang akan Anda lakukan untuk meningkatkan kehidupan beragama masyarakat Provinsi Jambi?
Program itu harus ada. Kalau sekarang kerukunan umat beragama sudah baik akan kita tingkatkan ke depannya. Di FKUB kita akan tingkatkan peran masing-masing sehingga kerukunan akan meningkat. Karena itu penting. Agama yang disahkan negara harus kita rangkul. Suku agama bukan masalah lagi. Di samping itu dalam agama Islam sendiri ada berbagai organisasi keagamaan yang harus dirangkul. Karena semua komponen sekecil apapun memiliki peran yang penting.
Bagaimana Anda menempatkan peran orang lain dalam kehidupan hingga saat ini?
Yang memiliki peran paling penting tentu saja kedua orang tua saya. Tetapi juga adalah adalah para guru. Terima kasih atas semuanya. Kewajiban kami adalah bersyukur. Dalam konteks Pilkada kami berterima kasih kepada KPU, Banwaslu, TNI, POLRi dan seluruh komponen. Kita harus katakan, Alhamdullilah berjalan sebagai mana mestinya. Terima kasih juga kepada Pereintah Provinsi Jambi, Forkompinda, dan masyarakaat secara keseluruhan dengan harapan ke depan kita tetap bekerja sama, sesuai visi misi Haris-Sani merangkul semuanya. (Adv Diskominfo Prov Jambi)
Discussion about this post