Ma.Sabak, ON – Sistem gotong royong bagi masyarakat Bugis adalah suatu hal yang sakral, artinya mengandung nilai-nilai yang suci. Terdapat bagian-bagian tertentu pada rangkaian upacara nilai yang bersifat tradisional. Dalam perkembangannya, masyarakat Bugis tidak hanya berdomisili di daerah Sulawesi saja, akan tetapi telah menyebar ke berbagai wilayah Indonesia, salah satunya adalah di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Orang orang bugis membentuk komunitas tersendiri, dengan berbagai adat dan tradisi termasuk memelihara system lingkungan yang bersih hingga saat ini.
Salah seorang tokoh masyarakat Rt 10 Desa Sungai Beras Kecamatan Mendahara Ulu, Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu Herman mengatakan, system gotong royong sangat dibutuhkan masyarakat tetap dilaksanakan dengan istilah Maccera Parit, artinya membersihkan parit. Salah satu contoh kata Herman, jalan yang berlubang jangan diisi sabut kelapa, bisa terjatuh bagi orang yang mengenderai sepeda motor, karena sabut kelapa itu licin.
Kepala Dusun Ambok Upek yang membawa acara Maccera Parit terlebih dahulu mengadakan musyawarah terhadap masyarakat untuk melihat perkembangan yang terjadi di dusunnya, setelah mendapat usul dari masyarakat apakah bernada positif atau negatif, maka diambillah kesimpulan yang disetujui masyarakat. Setelah terjadi kesepakatan, maka Ketua Rt 10 menyetujui dan menandatanganinya.
Maccera Parit ini sebenarnya bergotong royong antara masyarakat yang ada di Rt 10 dengan mengumpulkan dana sebesar Rp 75.000/Ha bagi yang mempunyai lahan ditempat itu, kegunaan dana itu untuk mengadakan syukuran bersama antara masyarakat yang mempunyai lahan disitu, sedangkan masyarakat yang tidak mempunyai lahan di daerah itu menyumbang dengan suka rela.
Ada 117/Ha lahan yang dipunyai masyarakat setempat, sehingga setahun sekali syukuran ditempat dengan memotong ayam, sedangkan tiga tahun sekali memotong kambing untuk dimakan masyarakat setempat. Acara Maccera Parit pertama sekali musyarawah, sedangkan berikutnya membaca Barzanji dan berdo’a untuk tolak bala.
Ketua Rt 10 Safaruddin yang menghadiri acara itu, sangat senang sekali tentang adanya kebersamaan diantara masyarakat, sehingga kedepannya Rt 10 tetap bersih dan aman. Ketika ditanyakan tentang apa yang dibutuhkan Rt 10, Safaruddin mengatakan, kami butuh pelabuhan apung untuk mengeluarkan hasil hasil yang kami punyai, sehingga ekonomi masyarakat dapat meningkat.
Beliau mengharapkan adanya perhatian Bupati Tanjung Jabung Timur, karena beliau pernah berjanji untuk membuatkan pelabuhan apung di Rt 10 Desa Sungai Beras, Kecamatan Mendahara Ulu, Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Penulis yang berkunjung ke Desa Sungai Beras didampingi Chirunnisya, Meivia Nursangda dan Habibah WA.(MS)
Discussion about this post