
Sei Bahar, otodanews.com – Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan Kebun Kelapa Sawit guna untuk mengolah Tandan Buah Segar (TBS) produksi kebun tersebut.
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Pinang Tinggi merupakan salah satu Aset PTP.Nusantara VI (Persero) yang disingkat dengan PKS.PT dan juga merupakan Pabrik Kelapa Sawit Pertama yang di bangun di Wilayah Propinsi-Jambi.
Manager PKS Pinang Tinggi Mukhdayat Alvy mengatakan, produksi yang diolah pada bulan Januari 6.770.980 ton, bulan Februari 5.486.000 ton, Maret 9.989.280 ton, Bulan April 15.655.770 ton mengalami kenaikan yang signifikan, bulan Mei 12.497.380 ton, bulan Juni 14.475.000 ton, bulan Juli 9.231.090 ton, sedangkan bulan Agustus sampai tanggal 24 Agustus 2022 sudah mencapai 11.820.630 ton, total PKS Pinang Tinggi mengolah TBS mulai dari bulan Januari sampai bulan Agustus 2022 sudah mencapai 85.926.130 ton.
Pemasukan TBS ke PKS Pinang Tinggi adalah dari unit usaha Bunut, unit usaha Batanghari, unit usaha Tanjung Lebar dan pihak III.
Dikatakan Mukhdayat Alvy selaku Manager PKS Pinang Tinggi pendekatan PTPN VI dengan masyarakat melalui harga yang bersaing, sehingga rendemen kita juga cukup baiklah, mulai dari angka 17, 18 dan 19, berarti sudah cukup bagus.”Makanya kita bisa bersaing dari pembelian”.Katanya.
Sesudah itu, kepercayaan pembeli itu dari timbangan maupun sortase, PTPN VI tetap konsisten, buah mentah ditolak, tandan panjang dikembalikan, apalagi buah sudah hitam pasti dikembalikan. Perlakuan terhadap petani plasma sama saja, sehingga petani plasma banyak yang menjual TBS nya kepada kompetitor PKS Pinang Tinggi.
Ketika ditanyakan apakah dari timbangan dari ram-ram yang ada tidak mengganggu masuknya buah ke PKS Pinang Tinggi. Mukhdayat Alvy mengatakan, PTPN VI tidak ada masalah, karena persaingan harga yang membuat petani memasukkan TBS nya ke PKS Pinang Tinggi, sesudah itu sortase yang diterapkan sekitar 4 sampai 5%. Namun, tetap melihat kondisi buahnya, kalau buahnya tandan panjang atau sampahnya lebih banyak, juga restand terlalu lama, apalagi buah hitam, tidak bisa diterima.
Nah, bagaimana pembayaran ke petani, Mukhdayat Alvy mengatakan, system pembayaran satu hari bisa langsung dicairkan, berdasarkan DO (Delivery Order) yang masuk, maka dilaporkan ke pusat, langsung bisa dicairkan pada hari itu juga.
PKS Bunut
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Bunut mempunyai kapasitas pengolahan sebanyak 30 ton/jam, masih dalam pengelolaan manager PTPN VI Mukhdayat Alvy.
PKS Bunut menggiling dari TBS Kebun Inti maupun dari Pihak III. Pada bulan Januari 12.414.500 ton, bulan Februari 14.199.500 ton, bulan Maret 13.128.500 ton, bulan April 15.378.950 ton, bulan Mei 16.621.500 ton, bulan Juni 17.227.000 ton, bulan Juli 15.589.000 ton, sedangkan bulan Agustus sampai tanggal 24 Agustus 2022 sejumlah 11.665.500 ton, sehingga yang diolah sudah 116.224.450 ton.
Dikatakan Mukhdayat Alvy selaku manager, kedua PKS sampai saat ini sudah mengolah TBS sebanyak 202.150.580 ton.
Kebutuhan PKS Bunut setiap harinya 600 sampai 700 ton TBS, apabila kurang maka harus membeli dari pihak ketiga selaku vendor untuk menutupi kebutuhan, pihak ketiga ini sudah ada MoU nya di kantor pusat, pihak PKS hanya menerima dan menjalankan yang sudah ditetapkan pihak management pusat.
Begitu juga, TBS yang masuk tidak bisa sembarangan, pihak PTPN VI tetap konsekwen untuk mengembalikan buah yang hitam maupun janjangan panjang dan kotor.
Mukhdayat Alvy mengharapkan kepada karyawan untuk disiplin, tetap mengoperasikan pabrik dengan SOP (Standard Operating Procedure) dengan benar. Untuk keselamatan kerja harus memakai APD (Alat Pelindung Diri), septides atau kebersihan yang harus dijaga.
Selaku Manager PTPN VI unit Usaha PKS Pinang Tinggi Mukhdayat Alvy mengharapkan kepada petani supaya dapat kembali memfungsikan koperasi dan Gapoktan agar lebih mudah dalam pengurusannya, bila punya wadah justru dapat memudahkan semua urusan yang berlaku.(Reg)
Discussion about this post