
Tungkal Ulu, otodanews.com – Ustadz Muhammad Khoironi dari Desa Purwodadi dalam tausiahnya di Kecamatan Tebing Tinggi menyampaikan bahwa Lailatul Ijtima memiliki nilai lebih dalam mempererat hubungan antara ulama dengan masyarakat, serta antara generasi muda Nahdhatul Ulama ( NU ) dengan para sesepuh. Hubungan yang terjalin ini tidak hanya memperkokoh organisasi, tetapi juga menanamkan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah di kalangan jamaah. Dan salah satu tugas warga Nahdhatul Ulama adalah melayani umat mulai dari kandungan sampai akhir hayat.
Demikian dikatakannya didepan Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama se Kecamatan Tungkal Ulu, tokoh Jatman, serta Badan Otonom NU antara lain Gerakan Pemuda Ansor, Muslimat NU dan Fatayat, termasuk aparat desa turut hadir. 7/12/2024.
Dengan suasana khidmat, acara ini berlangsung dengan lancar. Sebelum tausiah dimulai, acara ini diisi dengan kegiatan santunan kepada anak yatim dan kaum duafa. Santunan kepada anak yatim dan kaum duafa ini juga menjadi identitas di setiap kegiatan Lailatul Ijtima’. Acara ini terlaksana atas peran pengurus MWC NU Tungkal Ulu yang selalu menjalin kerja sama dengan berbagai kalangan, baik dengan warga Nahdlatul Ulama sendiri dan juga dengan lintas sektoral seperti pemerintah desa setempat.
Acara ini juga support oleh PT.TIGA PILAR GUNUNG BATU baik dari segi dana maupun fasilitas lainnya, begitu yang disampaikan langsung oleh Ketua MWC Nahdlatul Ulama kecamatan Tungkal Ulu Ustadz Susilo ke awak Media.
Selesai acara, dilanjutkan dengan makan bersama dan diskusi ringan. Pada kesempatan ini Haji Mubarog Asngari selaku tokoh Nahdlatul Ulama menyampaikan bahwa salah satu tujuan MWC Nahdlatul Ulama Tungkal Ulu adalah menjalin silaturrahmi dengan berbagai kalangan. Dan juga beliau menyampaikan perlunya sosialisasi program program kerja MWC Nahdlatul Ulama kecamatan Tungkal Ulu kepada masyarakat, pembinaan kegiatan keagamaan di Tungkal Ulu serta meningkatkan koordinasi dan soliditas pengurus Nahdlatul Ulama baik di tingkat MWC maupun ditingkat ranting Nahdlatul Ulama. Sosialisasi sebaiknya dikemas dalam bentuk musyawarah, diskusi, penyampaian informasi dari media online maupun media cetak. Begitu tutur Haji Mubarog Asngari mengakhiri percakapannya. (Ari 123)
Discussion about this post