
Durlu, otodanews.com – Perusahaan perkebunan kelapa sawit dituntut untuk semakin efisien dalam menjalankan usahanya. Efisiensi hanya dapat tercapai jika perusahaan telah mempunyai rencana sistematis yang tertuang dalam anggaran.
Termasuk PTP Nusantara VI memiliki 14 (empat belas) Unit Usaha, 8 (delapan) Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan kapasitas keseluruhan 305 ton TBS per jam, 1 (satu) pabrik karet remah (CRF) dengan kapasitas pengolahan 20 ton karet kering per hari, 2 (dua) pabrik teh dengan kapasitas pengolahan 125 ton daun basah per hari, dan 2 (dua) unit mesin teh celup dengan kapasitas 1 (satu) mesin teh celup 150 kotak per jam atau 2,5 kotak per menit.
Didalam PTP Nusantara VI salah satunya adalah unit usaha kebun Durian Luncuk yang mempunyai luas 4516,85 Ha yang terdiri didalamnya kebun sawit, perumahan atau emplasmen 40 Ha, yang mempunyai karyawan 350 orang, karyawan pimpinan sebanyak 12 orang.”Sedangkan afdeling ada enam yang dipimpin asisten yang dibawahnya ada mandor panen, KCS”.Kata Manager PTP Nusantara VI Unit Usaha Durian Luncuk Fahran SP yang didampingi Idham Simatupang selaku Humas Kebun Durian Luncuk.
Manager PTP Nusantara VI Unit Usaha Durian Luncuk Fahran SP yang juga Manager PKS Aur Gading menguraikan, PKS Aur Gading menggiling 30 ton/jam yang secara keseluruhan sawit yang dikelolanya adalah Tandan Buah Segar (TBS) dari Kebun Durian Luncuk sebanyak 300 ton/hari, sedangkan sawit yang masuk dari masyarakat ada sebanyak 200 ton/hari.
Fahran SP jebolan sarjana pertanian Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Medan mengatakan, karyawan di PKS Aur Gading sebanyak 150 orang melihat, PTPN VI mulai membaik setelah adanya Covid-19, mulai dari pendapatannya maupun pengelolaannya secara professional.
Manajemen perkebunan kelapa sawit mencakup ruang lingkup yang sangat luas dengan beraneka ragam permasalahan dan kondisi. Oleh karenanya, bisnis kelapa sawit membutuhkan keahlian dalam mengelolanya, baik dari segi ilmu manajemen maupun ilmu budi daya yang tepat serta dana yang cukup besar. Apalagi persaingan usaha dewasa ini semakin ketat. Perusahaan perkebunan kelapa sawit dituntut untuk semakin efisien dalam menjalankan usahanya. Efisiensi hanya dapat tercapai jika perusahaan telah mempunyai rencana sistematis yang tertuang dalam anggaran.
Dengan adanya perencanaan yang matang dan terarah serta pengawasan yang efektif dan berkesinambungan, memudahkan pelaksanan kegiatan dan pencapaian tujuan.
Lebih jauh Fahran SP mengatakan, PKS Aur Gading lebih 25 Km dari Kebun Durlu, hanya mobil yang bermuatan kecil yang boleh masuk kebun Durlu, sedangkan mobil bermuatan besar sejenis tronton dilarang masuk, karena bisa merusak jalan.
Dikatakannya juga, saat ini Kebun Durian Luncuk sedang mengadakan replanting sebanyak 561 Ha, semuanya harus selesai pada tahun 2022, untuk tahun berikutnya 416,6 Ha. “Menghadapi kerjaan harus penuh kesabaran, mudah-mudahan kebun Durlu dapat berkembang lebih baik lagi, karena kebunnya dikelola secara professional.
Perkebunan kelapa sawit merupakan suatu usaha jangka Panjang. Dengan demikian, dibutuhkan pengelolaan serta penanganan yang serius bagi pengelolanya sehingga diharapkan usaha tersebut memperoleh keuntungan yang optimal. Usaha ini akan baru menghasilkan sekitar 2-3 tahun setelah kelapa sawit ditanam dilapangan.
Pada kondisi ini diperlukan investasi besar untuk membiayai pembangunan perkebunan sebelum menghasilkan.
Keberhasilan dalam usaha perkebunan kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti penentuan material yang akan ditanam, sumber daya manusia, infrastruktur, ketersediaan alat angkutan yang memadai, investasi yang cukup besar, dan keamanan serta kenyamanan dalam berusaha.
Kebun Durlu sedang mempersiapkan kearah itu, demi untuk meraih hasil yang maksimal, sehingga infestasi yang dikeluarkan harus meraih panen yang maksimal.
Untuk itu, Fahran SP mengharapkan kepada seluruh karyawan yang ada untuk saling bahu membahu dalam memberhasilkan replanting yang sedang dikerjakan saat ini.(Regar)
Discussion about this post