Bangko, otodanews.com – Pada hari pertama masuk kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS), pasca libur Hari Raya Idul Fitri 1444 H, Wabup Merangin Nilwan Yahya memimpin rapat koordinasi (Rakor) bersama para pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Rabu (26/4).
Pada rakor yang berlangsung di Ruang Pola Kantor baru bupati Merangin tersebut, dibahas tiga poin penting. Ketiga poin itu, terkait perizinan, tataruang dan rencana akan digelar Festival Suarna Bumi.
‘’Untuk perizinan kita menyikapi dari tuntutan warga Desa Sungai Ulak, yang mengaku sudah sangat resah dengan keberadaan tempat hiburan karaoke yang ‘menjamur’,’’ujar Wabup.
Alhamdulillah jelas wabup, pada rakor itu tadi sudah ada kesepatakan, agar izin yang dimiliki para pengusaha tempat-tempat hiburan karaoke itu, segera ditinjau ulang dan dievaluasi lagi.
Sedangkan poin penting kedua terang wabup, rencana akan dilakukannya rapat penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) yang ada di Kota Bangko, mulai dari kawasan Tugu Pedang Bangko sampai ujung jalur tiga Kota Bangko.
‘’Insya Allah penertiban ini akan dilakukan Satpol PP dalam waktu dekat, sehingga Kota Bangko akan kembali tertib dan indah. Kita akan relokasikan para PKL itu sesuai dengan lokasi yang ditetapkan,’’jelas Wabup.
Poin ketiga terkait rencana akan digelarnya Festival Suarna Bumi, yang akan menggali kebiasaan dari nenek moyang terdahulu. Artinya akan diperkenalkan inilah tradisi dari nenek moyang terdahulu kepada para generasi muda sekarang ini.
‘’Festival Suarna Bumi ini rencananya akan kita gelar pada akhir Juni 2023 di Kecamatan Pengkalan Jambu. Penanggungjawabnya Dikbud Merangin dan Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Merangin,’’terang Wabup.
Setiap kecamatan akan menampilkan tradisi dan budaya yang berbeda-beda yang dilakukan para nenek moyang terdahulu. Di Kecamatan Tabir Barat ada budaya Empat Ganjil Lima Genap.
Di Kecamatan Tabir ada tradisi berbantai hewan ternak setiap akan menghadapi bulan Puasa Ramadhan. Di Kecaamatan Pamenang ada tradisi masyarakat sampai hari ini, masih menggunakan perahu sampan sebagai sarana transportasi pergi ke ladang.
Sedangkan di Kecamatan Renah Pembarap, ada tradisi berbantai makan jantung sapi atau kerbau pada hari kedua Lebaran Idul Fitri dan kecamatan-kecamatan lainnya dengan tradisi adat yang berbeda.(Hamzah/teguh)
Discussion about this post